Risiko Petani Akibat Irigasi Terhambat karena Renovasi Sungai
Air merupakan sumber daya alam yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di muka bumi. Air
juga diperlukan untuk kegiatan diberbagai bidang, mulai dari bidang industri,
perikanan, pertanian, dan usaha – usaha lainnya. Dalam penggunaan air sering
terjadi masalah dikarenakan adanya kurang hati – hati dalam pemakaian dan dalam
memanfaatkannya sehingga perlu adanya upaya untuk menjaga keseimbangan antara
ketersediaan dan kebutuhan ait melalui pengembangan, pelestarian, perbaikan dan
perlindungan.
Penggunaan
air dalam dunia pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan serta pengembangan
wilayah, pemerintah melakukan adanya pembangunan di bidang pengairan dengan
tujuan agar dapat langsung dirasakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
air.
Untuk
memenuhi kebutuhan air, khusunya terkait dengan kebutuhan air di persawahan
maka perlu dibuatnya sistem irigasi. Kebutuhan air di area persawahan ini
disebut dengan kebutuhan air irigasi. Irigasi merupakan usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak. Tujuan diadakannya irigasi yaitu untuk memanfaatkan
air irigasi yang ada atau tersedia secara efisien dan seefektif mungkin agar
produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai rencana.
Air irigasi pada umumnya bersumber
dari sungai, waduk, air tanah, dan sistem pasang surut. Salah satu usaha
peningkatan produksi dalam bidang pangan khususnya padi adalah tersedianya air
irigasi di sawah – sawah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan air yang diperlukan
pada area irigasi biasanya memanfaatkan dari sumber air sungai dan air hujan.
Permasalahan
yang terjadi di daerah saya akhir – akhir ini adalah seluruh sungai di daerah
kecamatan tempat tinggal saya dikeringkan atau dihentikan aliran airnya. Hal
tersebut terjadi karena adanya renovasi atau perbaikan pada dinding sungai.
Terjadinya hal tersebut menyebabkan petani – petani kesulitan dalam melakukan
irigasi sehingga beresiko bagi tanaman padi khususnya area persawahan yang
paling dekat dengan sungai area irigasi.
Pemerintah
setempat berupaya untuk memperbaiki dinding sungai karena dalam rangka
melakukan adanya pembangunan di bidang pengairan dengan tujuan agar sungai
menjadi lebih baik, sehingga nantinya petani akan mudah dalam melakukan irigasi
karena akses untuk turun ke sungai sudah diperbaiki. Namun, kebijakan untuk
mengeringkan sungai beberapa hari bahkan sampai kurang lebih dua minggu ini
menyebabkan petani kesulitan dalam melakukan irigasi.
Besarnya
kebutuhan air irigasi yang dibutuhkan oleh petani setempat sudah dapat
diketahui dan diprediksi kapan ketersediaan air dapat memenuhi. Jika
ketersediaan tidak dapat memenuhi (seperti saat sungai dikeringkan) maka para
petani harus mencari solusi bagaimana kebutuhan tersebut harus tetap terpenuhi.
Resiko yang akan dialami petani jika sungai dikeringkan terlalu lama dan tidak terjadi hujan maka yang akan terjadi adalah gagal panen. Dengan demikian, petani tidak dapat memanen hasil panennya, sehingga beras akan mengalami kenaikan harga. Hal tersebut berimbas dan dampak nya tertuju langsung ke masyarakat yang akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pangan pokok.
Sumber Referensi:
Priyonugroho, A.
(2014). Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi
Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang) (Doctoral
dissertation, Sriwijaya University).
Karnanda, E. J.
(2016). Kajian Optimalisasi Lahan Pertanian pada Daerah Irigasi Sungai
Paku Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar (Doctoral dissertation,
Riau University).
Komentar
Posting Komentar